Kesenian Debus Dihujat, Denny Riswanto: “Kami Berjuang Melestarikan, Bukan Memamerkan!”

Avatar photo
Admin IRC
4 Jun 2025 15:34
2 menit membaca

INFO RENGASDENGKLOK – Kesenian tradisional Debus kembali menarik perhatian publik seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap budaya lokal. Namun, di tengah euforia tersebut, sebuah komentar sinis di unggahan postingan Facebook terhadap pertunjukan Debus yang dinilai tidak pantas

“Hoh hiburan kawas kitu laku kénéh?” (“Hiburan seperti itu masih laku saja?”)

Komentar tersebut bukan hanya menyudutkan, namun melukai hati para pelestari budaya, termasuk Denny Riswanto, pimpinan Sampurasun Management Rengasdengklok, yang selama ini konsisten memperjuangkan eksistensi Debus.

Dalam pernyataannya, Denny mengungkapkan bahwa melestarikan Debus bukanlah perkara mudah. Ia bahkan mengaku pernah ditolak dan disalahpahami.

“Saya pribadi pernah dianggap mempertontonkan kesombongan, dituduh bersekutu dengan makhluk gaib, bahkan dicap sebagai penjual obat yang menipu penonton,” tuturnya.

Perjalanan para praktisi Debus penuh tantangan. Mereka kerap menghadapi stigma negatif, meskipun niat mereka semata-mata untuk menjaga warisan budaya agar tidak punah. Padahal, Debus bukan sekadar pertunjukan kekebalan tubuh. Seni ini sarat nilai sejarah dan spiritual.

“Debus pertama kali hadir sebagai media penyebaran syariat Islam. Dalam sejarah perjuangan rakyat Banten, Debus menjadi alat pemompa semangat melawan penjajah. Kini Debus hadir dalam berbagai acara formal dan non-formal sebagai bagian dari budaya yang hidup,” tegas Denny.

Komentar sinis terhadap Debus dianggap sebagai bentuk ketidakpahaman terhadap makna dan esensi seni tradisional ini.

“Kami tidak menyuguhkan Debus untuk kesombongan atau sekadar unjuk rasa kebal. Kami berdiri di sini sebagai anak bangsa yang bangga pada budaya sendiri. Sakitu ti aing, budak satepak, budak kamari sore nu reu’eus kana Seni Debus,” pungkasnya penuh semangat.

Debus bukan hanya milik masa lalu. Ia adalah jati diri, kekayaan budaya, dan bukti kekuatan spiritual serta ketahanan rakyat Banten. Maka dari itu, mari apresiasi, bukan merendahkan.

Facebook Comments Box
Kesempatan untuk Aktivis Pers Sekolah, Pers Kampus, dan Jurnalis Warga.Ingin karya Anda dimuat di situs web ini? Kami membuka kesempatan bagi Anda untuk berbagi tulisan dan cerita! Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut di 081318551813.