InfoRengasdengklok.Com – Sebuah kasus penipuan dengan modus hipnosis kembali mengejutkan warga Karawang. Kali ini, kejadian terjadi di sekitar lampu merah Teluk Jambe arah Bintang Alam pada Senin Malam, 13 Januari 2025.
Seorang korban melaporkan kehilangan uang sebesar Rp350.000 setelah menyaksikan atraksi sulap yang diduga dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan tradisi Dayak. Korban merasa terhipnotis dan baru menyadari setelah berjalan jauh bahwa uangnya telah hilang.
Kasus ini menjadi perbincangan hangat di grup Facebook Karawang Info, memperburuk keresahan masyarakat terkait maraknya penipuan yang menyamarkan diri sebagai seni budaya atau praktik spiritual.
Untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai fenomena ini, kami berbincang dengan Denny Riswanto, seorang praktisi debus, pimpinan Sampurasun Management, sekaligus pengurus Yayasan Persaudaraan Kembang.
Denny, yang juga aktif mengedukasi masyarakat tentang dunia spiritual, menyoroti bagaimana oknum-oknum dengan niat jahat sering mengatasnamakan mistik dan budaya untuk meraih keuntungan pribadi.
Denny Riswanto mengungkapkan bahwa banyak korban penipuan yang mengutip kata-kata “terhipnotis” setelah kejadian tersebut. Namun, menurutnya, fenomena ini lebih berkaitan dengan manipulasi psikologis dan sugesti yang diberikan oleh pelaku, bukan semata-mata hipnosis yang sebenarnya. Banyak korban yang terbuai oleh iming-iming atau rayuan pelaku, sehingga kehilangan kendali dan tidak menyadari bahwa mereka sedang diperdaya.
“Sebagai praktisi debus, saya fokus mengedukasi masyarakat tentang dunia spiritual dan supranatural. Namun, banyak oknum yang mengatasnamakan mistik untuk kepentingan pribadi. Kebanyakan korban yang mengutip kata ‘hipnotis’ adalah mereka yang terbuai rayuan pelaku dan ingin menutupi rasa malu mereka dengan menyebut diri terhipnotis,” ujar Denny.
Denny juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap penjual jimat atau obat yang mengaku memiliki kekuatan gaib. Ia menekankan bahwa banyak dari produk tersebut hanya trik untuk mendapatkan uang dari masyarakat yang mudah terpengaruh.
“Fenomena ini akan sangat berbahaya jika masyarakat terus mempercayainya, karena akan merusak akidah dan bisa menimbulkan kerugian, baik materi maupun spiritual. Jangan mudah percaya dengan klaim yang tidak jelas,” jelas Denny.
Ia juga menjelaskan bahwa seni debus sejatinya adalah warisan budaya yang memiliki nilai luhur, dan bukan untuk unjuk kekuatan atau menjual produk-produk yang tidak jelas asal-usulnya.
Untuk membantu masyarakat agar lebih waspada terhadap berbagai bentuk manipulasi psikologis, berikut adalah beberapa tanda-tanda hipnosis atau manipulasi psikologis yang perlu diperhatikan:
Denny mengingatkan bahwa masyarakat Karawang seharusnya lebih selektif dalam menonton pertunjukan dan tidak mudah terbuai oleh trik-trik semacam ini. Ia juga berharap agar pemerintah dan pihak berwajib bisa lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahayanya penipuan semacam ini.
“Setiap kali tampil, saya selalu mengedukasi bahwa debus adalah seni yang luhur, bukan untuk unjuk kesaktian atau menjual obat atau jimat. Jika Anda melihat pertunjukan yang meragukan, lebih baik tinggalkan atau hubungi saya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,” tambah Denny.
Denny juga menghimbau masyarakat Karawang untuk tidak mudah percaya dengan apapun yang ditampilkan dalam pertunjukan yang tidak jelas. Jika merasa ragu, lebih baik untuk menghindari dan melaporkan kepada pihak yang berwajib.
Warga Karawang harus lebih waspada terhadap penipuan yang menyamar sebagai pertunjukan seni atau mistik. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terbuai oleh tontonan yang mengiming-imingi keajaiban atau kekuatan gaib. Jika Anda merasa terancam atau terpengaruh, segera tinggalkan lokasi tersebut dan laporkan kejadian tersebut.
Untuk informasi atau pengaduan lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Denny Riswanto melalui media sosialnya: Facebook (Denny Riswanto), Instagram (@denny_riswanto13), atau TikTok (@dennymodwizreal).